Selasa, 12 Juni 2012

Pengantar Bagi Pencari Cinta

Kontak Jodoh Ronda*
(Kejar Jodoh Sampai Imsak)

Oleh Ardi Wilda

Saya selalu bertanya-tanya mengapa guyonan mengenai relasi percintaan menjadi begitu marak belakangan ini. Fenomena ini menarik bagi saya sebab sebelum ini, kisah cinta biasanya dibungkus dengan bumbu romantis dan kisah tragis. Kisah cinta yang tak disetujui orang tua, pacar yang terkena leukemia atau kisah picisan lain yang membuat kita berlinang air mata. Tapi kini, relasi yang berhubungan dengan hati jadi santapan empuk bahan lawakan.


Segala jenis lawakan yang berasal dari percintaan menjadi begitu klise. Ambil contoh “Bapakmu bla bla bla ya” atau bagaimana “Move On” menjadi begitu hip seperti halnya ketika “Malam Minggu” menjadi momok bagi para insan yang tak punya pasangan. Namun semua itu diresapi sebagai dagelan. Tak perlu pusing mencari buktinya, lihat saja ketika para insan yang sendirian justru bangga atau ngenes menampilkan kesendiriannya. Tanpa ada tendensi apapun, hanya untuk lawakan semata.


Pada awalnya melihat fenomena dagelan hubungan percintaan cukup membuat tersenyum. Namun lama kelamaan hal itu membosankan, bungkusannya terlalu klise meski diolah dengan beragam hal. Menertawakan diri sendiri mengenai status percintaan menjadi begitu pasaran. Tentu saja pasaran berkorelasi dengan tidak asoy, saya pribadi senang yang asoy-asoy.


Kegelisahan ini tak hanya terjadi pada saya melainkan juga beberapa rekan yang rindu akan romantika kisah percintaan yang dibungkus dengan drama dan kisah tragis. Kami ingin melihat kisah cinta ala Tersayang atau perjuangan Ari Wibowo mendapatkan Lulu Tobing di Tersanjung 1. Kami rindu menyaksikan sebuah cerita cinta yang dibungkus dengan sebuah usaha nyata dan romantika bernama perjuangan cinta.


Karena itu bersama beberapa rekan yang masih sendiri dalam status percintaan kami ingin berjuang atas nama cinta. Berjuang ala para pejuang cinta di acara “Katakan Cinta” yang sangat lekat dengan generasi 90-an. Kami ingin sekali lagi merayakan sebuah kisah romantis dengan aksi nyata dan kurang kerjaan. Merayakan cinta yang sederhana nan romantis nir tragis.


Untuk itu kami membuat Kontak Jodoh Ronda* (Kojor). Kojor adalah kontak jodoh yang kami buat bagi siapapun yang ingin menjadi pejuang cinta. Bagi siapapun yang ingin mencari Ari Wibowo ataupun Lulu Tobingnya masing-masing. Kontak Jodoh kami rasa tepat menjawab kegelisahan kami mencari kisah cinta yang romantis tanpa bumbu ada yang batuk darah di dalamnya.


Kontak Jodoh Ronda menolak sikap cengeng hanya merengek di sosial media mengenai kegetiran menjadi insan sendiri. Setidaknya kami berjuang di medan perang, menampakkan hidung kami tepat di depan Lulu Tobing, maksud kami tepat di depan calon jodoh kami. Kata Ronda. Kenapa Ronda? Karena orang ronda sudah pasti niat dan semangat, kami ingin pengikut Kojor dijalankan dengan niat tulus dan semangat. Seperti halnya para pejuang ronda yang semangat, kami mengambil tagline “Kejar Jodoh Sampe Imsak”.


Kojor akan menjadi blog dan zine yang terbit minimal satu bulan sekali (tergantung stok singlewan dan singlewati) di Lir Shop. Setiap bulannya akan ada tujuh pria dan tujuh wanita yang tampil di kontak jodoh itu. Setiap orang bahkan Moerdiono yang sudah putus dengan Machica Moechtar boleh mendaftar Kojor. Karena peminat Kojor lebih banyak dari pendukung Hidayat Nur Wahid menjadi Gubernur DKI maka kami juga memiliki kurator. Dia adalah LadyGorgom, yang senang bermain Tamiya 4WD sambil mendengarkan Java Jive.


Kami percaya Kojor adalah jawaban tepat bahwa cinta tak perlu diratapi. Menyorongkan hidung langsung ke arena pergulatan cinta melalui kontak jodoh tentu lebih mengasyikkan ketimbang bersenda gurau membincangkan cinta ala generasi Y. Lewat Kojor mari kita merayakan lagi sebuah keintiman saat pria dan wanita saling mengintip malu-malu dalam sebuah jembatan bernama Kontak Jodoh. Kojor membuka lowongan bagi anda para pejuang cinta yang rela mengejar jodoh sampe imsak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar